Lebih dari 300 orang tewas dan ratusan lainnya hilang pasca serangan Topan Bopha di Filipina selatan.
Kantor Pertahanan Sipil mengatakan sedikitnya 325 orang dinyatakan tewas dan 379 lainnya masih belum ditemukan.Di provinsi Compostela Valley saja ada 184 orang korban meninggal dunia, terutama ketika banjir bandang menerjang barak pengungsian.
“Kami mencatat ada 325 warga yang meninggal dunia dan angka ini diduga akan bertambah karena masih banyak yang hilang,” kata kepala pertahanan sipil Benito Ramos dalam konferensi pers Kamis pagi.
“Komunikasi terputus, tidak ada listrik, jalan raya dan jembatan hancur,” kata Ramos. “Kami masih melakukan pencarian.”
‘Seperti air terjun’
Atap-atap rumah berterbangan dan hujan memicu tanah longsor serta banjir.
Puluhan ribu orang diungsikan ke pengungsian menjelang datangnya topan, tapi ironisnya barak pengungsian justru lenyap dilanda banjir bandang di satu kota di Compostella Valley.
“Menurut pengakuan korban yang selamat, ada danau kecil di gunung yang membawa air bah tidak hanya sepanjang sungai tetapi juga hingga meluap… seperti air terjun yang menutup seluruh kota,” kata Menteri Dalam Negeri Mar Roxas.
Tim penyelamat masih berupaya mencapai permukiman warga di sejumlah area terpencil.
Serangan topan ini terjadi hampi satu tahun setelah Topan Washi menyerang Mindanao utara. Lebih dari 1.300 orang meninggal saat itu itu.
PBB mengatakan bahwa meningkatkan sistem peringatan dini telah menyelamatkan banyak nyawa.
Namun Presiden Benigno Aquino mengatakan masih banyak yang harus dilakukan.
“Setiap korban yang meninggal mendatangkan kesedihan. Tujuan kami adalah mencari cara untuk menguranginya,” kata Aquino.
Topan Bopha kini bergerak meninggalkan Filipina menuju Laut Cina Selatan.
AS telah menawarkan bantuan pada Filipina dan Palau.
“Kedutaan besar kami di Manila dan Koror menawarkan bantuan pasca bencana darurat dan kami bekerja sangat erat dengan pemerintah di kedua negara untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner dalam sebuah pernyataan.
0 comments:
Post a Comment